Fadly Idris, Ketua Umum DPP IMORI (Sumber: Dokumentasi IMORI) JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Olahraga Indonesia...
Fadly Idris, Ketua Umum DPP IMORI (Sumber: Dokumentasi IMORI) |
JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Olahraga Indonesia (DPP IMORI), Fadly Idris, menulis surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kamis (15/10/2020). Fadly mengaku sudah lama ingin menyampaikan keresahannya kepada Presiden langsung. Dia berharap melalui surat ini dapat sampai ke Presiden, agar aspirasi pencinta Sepak Bola Indonesia dapat tersampaikan.
“Saya berharap melalui surat ini bisa mewakili aspirasi masyarakat pencinta Sepak Bola Indonesia tentang penundaan kompetisi sepakbola di Indonesia“ ujar Fadly dalam surat terbukanya. Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini berharap agar Presiden bisa menjadi fasilitator utama dalam pembangunan Sepak Bola Indonesia.
“Presiden sudah mengeluarkan Inpres, jangan sampai tidak terkawal pasca diterbitkan. Sepak Bola Indonesia butuh perubahan fundamental, agar cepat bertumbuh dan menciptakan prestasi yang maksimal,” tutur Fadly.
Berikut ini adalah "Surat Terbuka" Ketua Umum DPP IMORI untuk Presiden Jokowi.
Kamis, 15 Oktober 2020
Nomor : Istimewa
Perihal : Surat Terbuka IMORI kepada Presiden RI Menyikapi ditundanya Kompetisi Sepakbola Idonesia
Kepada Yth ,
Presiden Republik Indonesia
Bapak Ir. H. Joko Widodo
Assalamu’alaikum wr.wb
Salam Olahraga!
Jaya Olahraga Nusantara!
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Semoga aktifitas kita sehari-hari selalu dalam lindungan-Nya.
Kami adalah Dewan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Olahraga Indonesia (DPP IMORI) merupakan organisasi mahasiswa olahraga yang saat ini memiliki 28 Dewan Pengurus Wilayah dan terdapat di 121 kampus Olahraga Seluruh Indonesia.
DPP IMORI memiliki platform Jaya Olahraga Nusantara yang berfokus pada pengembangan sumber daya manusia Olahraga di Indonesia.
Bapak Presiden yang kami cintai,
Sepak bola merupakan olahraga yang paling digemari oleh orang-orang di seluruh dunia. Hal ini bisa dibuktikan dengan penuhnya gelora, euphoria di stadion sepak bola ketika sedang berlangsung sebuah pertandingan. Bahkan, dapat dinikmati siaran langsung pertunjukan sepak bola melalui layar kaca televisi.
Setelah prestasi yang ditorehkan para pahlawan lapangan hijau itu, sejak 75 tahun Indonesia merdeka, prestasi sepak bola Tanah Air belum bisa mendunia.
Kemelut yang seolah tak ada habisnya soal Pembinaan usia dini, kompetisi berjenjang, suporter, PSSI, mafia pengatur skor, kekurangan sarana prasarana menjadi penyebab mandegnya prestasi sepak bola nasional.
Dalam sejarah sepak bola Indonesia pada masa kemerdekaan hingga kini, timnas kita paling banter cuma bisa meraih gelar juara di kompetisi Asia Tenggara saja. Bahkan, prestasi mereka terus merosot, sampai-sampai, bersaing di ASEAN saja sangat sulit. Terbukti dengan seretnya prestasi yang diraih Timnas Indonesia sampai saat ini, setelah gelar juara terakhir berupa medali emas dipersembahkan pada ajang SEA Games 1991.
kompetisi sepakbola Indonesia yang resmi ditunda Dalam sesi jumpa pers di kantor Kemenpora, Jalan Gerbang Pemuda No 3, Jakarta, Selasa (29/9/2020) oleh Menpora Zainudin Amali dan Ketum PSSI Mochamad Iriawan membuat kami sebagai masyarakat sangat kecewa dengan keputusan tersebut.
Semoga bapak mendengar suara hati kami yang rindu akan kompetisi liga yang bergulir dan menjadi hiburan masyarakat ditengah kondisi pandemi.
Sepakbola ditunda, Pilkada kenapa tetap dilanjutkan?
Bapak Presiden yang kami banggakan,
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 tengah menjadi salah satu sorotan publik yang menuai banyak protes dari berbagai pihak. Bagaimana tidak? pemerintah bersama Komisi II DPR RI dan Komisi Pemilihan Umum memutuskan untuk tetap menyelenggarakan Pilkada serentak pada 9 Desember 2020 nanti setelah beberapa kali mengalami penundaan meskipun pandemi Covid-19 di Indonesia belum menunjukkan pelandaian.
Perhelatan Pilkada yang rencananya akan digelar serentak di 270 wilayah ini meliputi 9 provinsi, 37 kota dan 224 kabupaten dengan masa kampanye kurang lebih sekitar 71 hari mulai dari 26 September hingga 5 Desember 2020. Namun, keputusan pemerintah yang dinilai berisiko ini memunculkan reaksi dan kritik pedas dari publik, banyak kalangan yang mendesak pemerintah untuk menunda Pilkada dan memprioritaskan keselamatan hidup rakyat Indonesia, Masyarakat juga khawatir akan kemungkinan munculnya kluster Pilkada terkait pandemi.
Hal ini diperkuat dengan teridentifikasinya sejumlah pejabat pemerintah dan penyelenggara pemilu di beberapa wilayah yang terjangkit virus ini. KPU RI bahkan menyebutkan, 68 kandidat terjangkit Covid-19 pada masa sebelum penetapan calon dan terdapat 3 kandidat Pilkada meninggal karena terpapar virus ini. Secara kumulatif setidaknya hingga Rabu 14 Oktober 2020 kasus positif virus Corona di Indonesia bertambah sekitar 4.127 sehingga jumlah kasus positif Covid-19 telah mencapai 344.749 kasus dengan pasien sembuh sebanyak 267.851 dan pasien meninggal mencapai 12.156.
Apa yang menjadi pertimbangan sehingga kompetisi sepakbola yang melibatkan kelompok masyarakat yang kita bisa ukur bagaimana kerumunannya tidak bisa dilaksanakan? Sementara Pilkada yang panjang kontestasinya kita biarkan tetap berlanjut dan menjadi satu momok menakutkan di masyarakat jika benar nantinya menjadi klaster baru dalam penyebaran covid 19.
Mari kita semua peduli akan kondisi ini pak presiden!
Pandemi ini adalah masalah kita bersama, jangan sampai ada unsur yang merasa tidak perlu memiliki upaya lebih dalam membantu indonesia keluar dari krisis ini semua, termasuk didalamnya kita sebagai insan sepakbola akan selalu peduli dalam setiap langkah yang harus kita antisipasi bersama.
Sepakbola Indonesia tidak boleh berhenti hanya karena ego kita dalam penanganan covid 19 yang “katanya” menjaga masyarakat, sementara Pilkada yang begitu melibatkan hampir semua daerah dan masyarakat Indonesia malah kita berikan karpet merah dalam penyelenggaraannya. Miris kita melihat kebijakan ini, sementara Sepakbola yang menjadi alat pemersatu bangsa dan menjadi hiburan bagi masyarakat kita tidak lanjutkan, bagaimana kita akan menghadapi tahun-tahun mendapat yang dihiasi banyak event olahraga serta event sepakbola yang akan menambah prestasi dan peringkat jika kita berhasil dalam pengelolaan Kompetisi dan Tim Nasional Indonesia sedari sekarang yang terhambat akan pandemi.
Inpres yang harus membumi!
Bapak Presiden yang kami sayangi,
Kami masyarakat sepakbola dan olahraga sangat bangga kepada bapak sebagai presiden meneken Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Persepakbolaan Nasional. Kementerian dan lembaga terkait diminta untuk menindaklanjuti peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional.
Kementerian dan lembaga tersebut antara lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Dalam Negeri, serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Menteri Badan Usaha Milik Negara, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional, Menteri Keuangan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Menteri Kesehatan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional, Kepala Kepolisian Republik Indonesia, para Gubernur, dan Bupati atau Walikota.
"Mengambil langkah-langkah yang diperlukan secara terkoordinasi dan terintegrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing kementerian atau lembaga untuk melakukan peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional," demikian bunyi dalam Inpres Nomor 3/2019.
Ini adalah langkah kongkrit bapak dalam perbaikan sepakbola Indonesia, maka kami sebagai insan olahraga dan sepakbola selalu mendukung bapak dalam menentukan dan mengangkat harkat dan martabat sepakbola Indonesia.
Kita semua harus bersama membuat langkah-langkah peningkatan prestasi sepak bola nasional dan internasional dilakukan melalui pengembangan bakat, peningkatan jumlah dan kompetensi wasit serta pelatih sepak bola, pengembangan sistem kompetisi berjenjang dan berkelanjutan, pembenahan sistem dan tata kelola sepak bola, penyediaan prasarana dan sarana stadion sepak bola di seluruh Indonesia sesuai standar internasional, serta mobilisasi pendanaan untuk pengembangan sepak bola.
Banyak lagi yang menjadi kewajiban kita, seperti pengembangan kurikulum dan bakat pemain sepak bola. melakukan pembinaan usia dini secara berjenjang serta pembinaan sejak usia dini, di sekolah, madrasah, perguruan tinggi, itu harus mendapat dukungan sehingga sepak bola yang menjadi kebanggaan seluruh masyarakat bangsa ini berjalan sendiri, harus mendapat sokongan dan dukungan semua pihak terutama dari kementerian dan swasta serta masyarakat menjadi pengawal utama dalam pembangunan sepakbola ini.
Semua elemen masyarakat, organisasi, komunitas, club, seluruh sentra-sentra olahraga yang terkait harus mendapatkan fasilitas untuk meningkatkan kualifikasi sehingga dapat bersaing dalam event dan ajang nasional dan internasional guna mendapatkan jam terbang maksimal dan memberikan prestasi terbaik bagi bangsa dan negara
Sudah saatnya pemerintah hadir dan memberikan pengaruh dan kebijakannya untuk membangun sepakbola Indonesia, membumikan kinerja, merapatkan barisan, mengelola dengan benar, sehingga apa yang menjadi cita-cita kemerdekaan kita dalam membangun sepakbola dapat terealisasi berkat sentuhan tangan orang nomor satu di Negeri ini.
Kami Sepakat Sepakbola Indonesia tetap dilanjutkan!
Bapak Presiden, bangun sepakbola kita!
Sebanyak 18 klub kontestan Shopee Liga 1 2020 sepakat agar kompetisi dilanjutkan. Kesepakatan itu diambil saat Extraordinary Club Meeting 2020 yang dilakukan oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersama PSSI di Hotel Royal Ambarrukmo, Sleman, Selasa (13/10/2020).
Klub sepakat untuk dilanjutkannya kompetisi pada 1 November 2020 dengan semangat memajukan sepak bola nasional dan ditandatangani oleh 18 klub Liga 1. Semangat untuk melanjutkan kompetisi Shopee Liga 1 2020 juga berkaitan demi kepentingan timnas Indonesia pada perhelatan Piala Dunia U-20 tahun 2021.
Sehubungan dengan itu, kami Dewan Pengurus Pusat Ikatan Mahasiswa Olahraga Indonesia (DPP IMORI) meminta kepada Bapak Presiden Joko Widodo untuk memberikan kebijakan, menginstruksikan serta melakukan langkah-langkah :
1. Memastikan kompetisi Liga 1 Indonesia untuk tetap dilaksanakan sehingga masyarakat akan mendapatkan hiburan yang layak ditengah pandemi yang membuat seluruh lapisan masyarakat merasakan dampaknya. kompetisi ini harus dilanjutkan karena tujuan untuk kepentingan Timnas ke depan agar bisa bersaing pada perhelatan Piala Dunia U-20 tahun 2021. Bergulirnya Kompetisi lanjutan menghidupkan sektor Ekonomi, antara lain sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
2. Mengevalusasi penerapan inpres yang sudah dikeluarkan, sehingga sepakbola Indonesia dapat kembali bergairah baik itu dalam hal teknis maupun kebijakan. Segala bentuk penerapan, pembangunan serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam monitoring inpres tersebut.
3. Menjamin dan memastikan aparat kepolisian untuk mengeluarkan izin dalam aktivitas olahraga terutama sepakbola Indonesia
4. Memastikan upaya pemulihan dampak sosial, ekonomi, budaya bagi pelaku olahraga dalam hal ini sepakbola sehingga atlet, pemain, club dapat kembali kepada kondisi sedia kala dan menjadi tonggak utama dalam mempersembahkan prestasi yang maksimal bagi Indonesia
Melalui surat terbuka ini, kami juga menyerukan seluruh elemen masyarakat diseluruh Indonesia yang cinta akan sepakbola untuk mendukung dan bersuara bagi sepakbola Indonesia. Demikian surat bersama ini kami sampaikan, kami ucapkan terima kasih.
Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Salam Cinta Sepakbola Indonesia,
Ketua Umum
DPP IMORI Pusat
Fadly Idris
Demikian isi "Surat Terbuka" Ketua Umum DPP IMORI, Fadly Idris, yang cukup mewakili aspirasi dari seluruh masyarakat pencinta Sepak Bola ditanah air saat ini. Semoga saja, surat terbuka ini bisa benar-benar dipertimbangkan oleh Presiden Jokowi, demi kepentingan serta perkembangan Sepak Bola di Indonesia. (Author: DPP IMORI)
COMMENTS